pRLy0KjoYc-s7w-itlUBTnSoa9g Pelacur dari malaysia dan Singapura blogrozran

Pages

Ads 468x60px

Minggu, 28 Desember 2014

Pelacur dari malaysia dan Singapura



"Miss C ialah cewek bisa dibayar dari Malaysia berusia 24 tahun. Untuk memesan Anda harus terdaftar sebagai anggota berjenis Perak, Emas, atau Berlian." Begitu bunyi iklan di laman situs lokalisasi beralamat di Amerika ini. Domain situs itu menggunakan dot us, namun isinya pelacur asal Asia Tenggara. Mulai Indonesia, Malaysia, hingga Singapura.

Foto C berpakaian seksi. Dia memakai baju tidur berwarna merah dengan dada terbuka. Wajahnya cantik. Berkulit putih dan berambut pirang. Cukup memasukkan nama berikut alamat surat elektronik, pengelola nantinya mengirim syarat menjadi anggota situs lokalisasi itu.

Jika sudah mentransfer uang keanggotaan sesuai pilihan, anggota bisa menikmati layanan ranjang dengan mengontak pelacur di situs itu langsung. Tarifnya beragam. Jika di Indonesia dibayar menggunakan rupiah, untuk pelacur asal Malaysia dan Singapura dibayar dengan ringgit dan dolar Singapura.

Layanan ranjang pelacur mancanegara itu bisa dinikmati anggota jika sedang berpergian di negara itu. "Pesan cewek bayaran di daerah manapun di Indonesia dan Asia," kata pengelola situs lokalisasi itu melalui pesan elektronik kepada merdeka.com pekan lalu.

Maraknya situs lokalisasi di Internet bukan pertama kali terjadi. Jika dulu prostitusi di Internet beredar lewat forum, kini justru lebih berani. Pelaku usaha jasa syahwat ini lebih melihat kepada pangsa pasar.

Melihat omzet dihasilkan begitu besar, dari hasil penelusuran merdeka.com, sejak tiga tahun lalu panti pijat pun ikut masuk mempromosikan layanan ranjangnya lewat forum.

Bagi pengguna layanan ini ada kelebihan. Paling tidak, dia tidak merasa malu kerap jajan dengan pelacur. Sebab transaksi melalui Internet lebih tertutup dan hanya kalangan tertentu mengetahui.

Pengguna jasa pelacuran dunia maya berinisial M mengaku jasa pelacuran Internet ini memberi kemudahan. Paling tidak dia tidak perlu repot datang ke lokalisasi buat memilih pelacur. Cukup tinggal telepon, pelacur bakal datang menyambangi di sebuah hotel.
"Ceweknya lebih gres. Belom banyak yang make. Biar mahal sedikit tapi puas," ujar M pekan kemarin.

Namun bagi pengamat kejahatan dunia maya, Judith MS, maraknya prostitusi di Internet belakangan ini justru makin meresahkan. Keberadaan prostitusi ini harus disikapi serius oleh instansi terkait. Sebab, dampak prostitusi ini bisa diakses mudah oleh kalangan anak di bawah umur.

"Sedihnya, penegakan hukum di Indonesia belum menimbulkan efek jera bagi pelaku. Itu seharusnya jadi pekerjaan rumah bagi pihak terkait."(src)

Artikel Terkait



0 komentar :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.