pRLy0KjoYc-s7w-itlUBTnSoa9g PSK terselubung Sukabumi blogrozran

Pages

Ads 468x60px

Selasa, 24 September 2013

PSK terselubung Sukabumi



Selain perdagangan manusia, di Kabupaten dan Kota Sukabumi diyakini banyak praktik prostitusi terselubung. Konsumerisme dan hedonisme menjadi salah satu penyebab banyaknya praktik haram itu.

"Di Sukabumi ini lokalisasi memang ada, tetapi praktik esek-esek bukan berarti tidak ada. Di sini banyak tapi terselubung, dari mulut ke mulut pesannya," ujar Doni, warga Sukabumi dalam sebuah perbincangan dengan merdeka.com, Jumat (13/9) lalu.

Pelakunya, kata Doni sangat beragam, mulai dari anak sekolah, buruh pabrik hingga ABG usia belasan yang hanya tamatan SD.

"Tetapi memang di sini tidak terang-terangan, harus lewat perantara atau calo. Kalau yang mangkal sangat jarang," terangnya.

Hal itu juga diamini oleh Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi Elis Nurbaeti, menurutnya bisnis esek-esek tersebut memang marak di Sukabumi.

"Salah satu faktornya sikap konsumtif dan hedonis para ABG di sini. Banyak ABG dan mereka yang sudah dewasa terjun ke bisnis itu karena hingga tampil beda dan gaya," terang Elis.

Sebagai contoh, saat ini banyak anak gadis di desa-desa yang ingin memiliki handphone atau gadget mewah lainnya, tetapi orangtua nya tidak bisa menuruti. Akhirnya mereka terjun ke bisnis kotor itu.

"Orangtua mereka hanya mampu memenuhi kebutuhan primer, tetapi kadang anaknya pengen lebih, pengen punya BlackBerry atau iPad, akhirnya mereka terjerumus ke lembah itu," terangnya.

Secara geografis, Sukabumi memang dekat dengan Bandung dan Jakarta. Hal ini rupanya turut mempengaruhi kondisi sosiologis masyarakat Sukabumi terutama di kalangan anak muda.

Pendidikan yang rendah juga membuat para mojang Sukabumi mengambil jalan pintas. Bisnis seks terselubung pun menjadi jalan tengah antara kebutuhan mereka akan materi dan rendahnya tingkat pendidikan.

"Nah kasus trafficking pun mulanya banyak dari kasus ini awalnya. Tadinya mereka jadi PSK terselubung, lalu akhirnya mereka dijual ke luar Sukabumi seperti Batam, Jakarta, Babel, Malaysia dan Brunei," terang Elis.
[src]

Artikel Terkait



0 komentar :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.